Surah Al-Anfal Ayat 67 - QuranWeb

terms: Surah Al-Anfal adalah surah ke-8 dalam al-Quran. Surah ini berisi tentang menghargai perintah Allah dan bagaimana orang-orang beriman harus ...

Surah Al-Anfal Ayat 67

Surah Al-Anfal adalah surah ke-8 dalam al-Quran. Surah ini berisi tentang menghargai perintah Allah dan bagaimana orang-orang beriman harus berperang untuk mempertahankan keyakinannya. Di dalamnya, Allah memberikan beberapa petunjuk eksplisit kepada para Nabi-Nya tentang bagaimana mereka harus bergaul dengan orang-orang yang bermusuhan dan bagaimana menangani musuh dalam konflik.


Ayat 67 dalam surah ini berbunyi, "Tidaklah pantas, bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum dia dapat melumpuhkan musuhnya di bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana."


Ayat ini mengajarkan kita bahwa para nabi dilarang memiliki tawanan sebelum mereka dapat dengan benar menaklukan musuh yang bermusuhan dengan mereka. Ini memberikan beberapa alasan penting. Pertama, untuk para nabi yang memang bertugas untuk melakukan atau berperang, Allah menghendaki supaya mereka menghormati hak-hak musuh mereka seperti purna atau negosiasi sebelum memberikan kemenangan atau kekuasaan kepada dirinya. Sebaliknya, mereka mungkin harus menanggung akibat fatal dari membawa harta benda duniawi atau tawanan yang diancam oleh musuh.


Kedua, Allah juga menghendaki agar para nabi tetap murni dan jujur dalam menjalankan tugas-tugas mereka tanpa menggunakan harta benda duniawi sebagai motivasi atau dorongan untuk mengambil keuntungan pribadi atau keuntungan lain. Ini memberikan keadilan kepada orang-orang yang bermusuhan dengan para nabi dan memungkinkan mereka untuk melaksanakan tugas dan tugas mereka tanpa mendapatkan keuntungan yang tidak adil.


Politik yang benar yang tidak hanya menghormati dan mengikuti ayat Al-Quran ini, tetapi juga mengutamakan keadilan dalam menjalankan politik suatu negara dan menyediakan hak yang patut kepada semua pihak yang bermusuhan.


Ayat ini juga mengingatkan kita akan hakikat bahwa harta benda duniawi baik yang sudah dimiliki ataupun yang diusahakan harus selalu diukur oleh nilai-nilai akhirat. Hakikat ini menyebabkan harta benda duniawi harus dipertaruhkan untuk kepentingan akhirat. Dengan cara ini para nabi diingatkan untuk selalu mengarahkan tujuan dan perjuangan mereka untuk tujuan yang lebih tinggi, yaitu untuk mendapatkan balasan kebajikan dari Allah.


Kesimpulannya, ayat Al-Quran yang terkandung dalam Surah Al-Anfal, Ayat 67, menyoroti pentingnya berlaku adil dan berbuat kebajikan dalam menjalankan politik. Ini mengingatkan para nabi untuk tetap murni dan jujur dalam melakukan pekerjaan mereka dengan meminimalkan harta benda duniawi, melindungi hak-hak musuh dan tetap bersikap adil dengan pandangan pada nilai-nilai akhirat. Ini juga memberikan nilai penting kepada politik yang berlandaskan kebenaran ajaran Al-Qur'an.