Surah An Nisa' ayat 19 berbicara tentang hak dan tanggung jawab para suami dalam pernikahan. Ayat ini juga mengajarkan tentang usaha untuk menjaga kehormatan dan kenyamanan suami dan istri.
Ayat ini menegaskan bahwa suami tidak diperbolehkan mengambil kembali sebagian harta yang telah diberikan kepada istri, sebelum menikah sebagai pasangan. Kecuali jika istri melakukan perbuatan keji.
Ayat ini juga melarang lelaki untuk memenuhi hak warisnya dari seorang wanita dengan jalan paksa. Ini berarti bahwa ia tidak boleh menerima warisan tersebut tanpa persetujuan istri. Selain itu, lelaki tersebut juga dilarang untuk menyusahkan istri tersebut dalam hal ini.
Ayat ini mengajarkan bahwa komunikasi adalah jalan yang baik untuk menyelesaikan masalah. Suami diinstruksikan agar saling bergaul dengan istri dengan cara yang sopan dan hormat, meskipun ia mungkin tidak menyukai istrinya. Ini menunjukkan bahwa Islam tidak hanya menghargai hak-hak istri tetapi juga akan menghormati suami secara adil.
Ayat ini juga menekankan pentingnya menggunakan logika dan tidak bertindak kasar terhadap siapapun. Perkataan “bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut” adalah amaran yang jelas bahwa kita harus menggunakan akal dan berhati-hati dalam mengelola masalah. Kita harus bertindak adil ketika menyelesaikan masalah dan menghormati hak orang lain.
Kesimpulannya, surah An-Nisa' ayat 19 berbicara tentang tanggung jawab para suami ketika menikah dan menjalankan pernikahan yang harmonis. Ini juga memberi tahu kita untuk berhati-hati dan menggunakan logika. Kita harus menyelesaikan masalah secara adil dan menghormati hak masing-masing pasangan.
