Ayat 61 yang terdapat dalam surah Yunus tersebut menekankan kuasa Tuhan yang tidak terbatas. Allah mengawasi segala urusan yang terjadi di muka bumi, maupun di langit, tanpa ada yang terlewat sedikitpun. Tidak ada yang terlalu kecil ataupun terlalu besar yang tidak diketahui oleh Allah, karena segala sesuatu telah direkam dalam Lauh Mahfuzh.
Tidak ada pada ayat ini yang menyebutkan tentang Nabi Muhammad, namun ayat tersebut dipersepsikan sebagai bentuk sokongan Tuhan kepada Nabi, yakni bahwa Allah hadir dan mengawasi setiap pengajaran dan pekerjaan yang dilakukan oleh Nabi. Kata "Kami", pada ayat tersebut yang dipahami seolah mengisyaratkan bahwa Allah bersama-sama dengan Nabi saat itu, menjaga agar segala pengajaran hingga tindakan Nabi adalah sejalan dengan perintah-Nya.
Ayat tersebut juga menegaskan kekuasaan Allah, bahwa Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang dilakukan oleh makhluk-Nya di muka bumi maupun di alam abadi. Tidak akan ada suatu peristiwa yang tidak diketahui oleh Allah, karena ini akan dicatat dalam Lauh Mahfuzh, yang katanya adalah kitab yang ditulis oleh Allah sendiri.
Oleh karena itu, ayat 61 dalam Surah Yunus berfungsi sebagai pengingat bagi makhluk Allah yang sering meremehkan kuasa dan kemahabesaran Allah. Seseorang diharapkan melupakan ego mereka dan menerima akan kekuasaan Allah, yang luas dan tidak terbatas. Jika kita mampu menerima ketidakmampuan kita sebagai ciptaan-Nya, maka kita akan menikmati kasih sayang-Nya di dunia ini dan di akhirat kelak.
