Surah Al-Anfal Ayat 71 - QuranWeb

terms: Ayat 71 Surat Al-Anfal merujuk kepada event di mana Rasulullah SAW dan para sahabatnya melakukan penyerangan terhadap Kaum Musyrik di Kota M...

Surah Al-Anfal Ayat 71

Ayat 71 Surat Al-Anfal merujuk kepada event di mana Rasulullah SAW dan para sahabatnya melakukan penyerangan terhadap Kaum Musyrik di Kota Makkah pada tahun 8 Hijriah. Pada saat itu, Rasulullah SAW dan para sahabatnya berhasil membawa pulang sejumlah besar tawanan perang dari Kaum Musyrik tersebut. Ayat ini menegaskan bahwa jika tawanan tersebut hendak mengkhianati Rasulullah SAW maka mereka telah berkhianat kepada Allah. Karena Allah yang telah memberikan kekuasaan kepada Rasulullah SAW untuk mengendalikan situasi ini.


Pertama, kita perlu memahami bahwa mengkhianati Rasulullah SAW adalah merupakan bentuk khianat kepada Allah. Ini karena Allah telah memilih dan menerima Rasulullah SAW sebagai Nabi dan Utusan-Nya yang ditugaskan untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada umat manusia. Sebagai hasilnya, seseorang yang mengkhianati ajaran atau pengajaran Rasulullah SAW secara diam-diam atau lisan adalah sama dengan melanggar ajaran dan perintah Allah. Ini berarti bahwa mengontekskan ayat ini dengan rasa hormat dan kepatuhan terhadap Allah.


Kedua, kita juga harus mengerti bagaimana Allah memberikan kekuasaan kepada Rasulullah SAW untuk mengendalikan situasi terkait tawanan perang tersebut. Ini dinyatakan dengan jelas melalui ayat-ayat Al-Quran yang menegaskan bahwa Allah telah memilih Rasulullah SAW untuk menjalankan tugas agama dan politik. Selain itu, Allah juga telah memberikan kekuasaan kepada Rasulullah SAW agar ia dapat memimpin umat Islam dari perang ke perang, serta memelihara dan menjamin keamanan dan stabilitas. Semua ini adalah bagian dari kuasa yang diberikan oleh Allah kepada Rasulullah SAW yang menyebabkan situasi di mana tawanan itu dapat mengkhianati-Nya. Hal ini penting untuk diingat agar kita dapat menghargai tugas yang dilakukan oleh Rasulullah SAW selama ia hidup di dunia ini.


Ketiga, kita juga harus memahami bahwa Allah-lah yang Maha Mengetahui dan Mahabijaksana. Ini berarti bahwa Allah tahu bagaimana cara terbaik untuk menangani situasi tawanan perang tersebut. Dia tidak hanya memberikan kekuasaan kepada Rasulullah SAW untuk mengendalikan situasi ini, tetapi juga menentukan keputusan yang sebaik-baiknya. Ini agar tawanan bisa memahami bahwa jika mereka mengkhianati Rasulullah SAW, mereka lah yang merugi, bukan Allah.


Dengan demikian, jelas bahwa ayat ini menegaskan bahwa jika tawanan perang hendak mengkhianati Rasulullah SAW, maka mereka telah berkhianat kepada Allah sebelumnya. Itu karena Allah yang telah memberikan kekuasaan kepada Rasulullah SAW untuk mengendalikan situasi ini. Allah adalah Yang Maha Mengetahui dan Mahabijaksana, dan Dia pasti akan menolak segala usaha yang bertujuan mengkhianati Rasulullah SAW.