Surah Al-An'am Ayat 137 - QuranWeb

terms: Surah Al-An'am ayat 137 merupakan salah satu dari beberapa ayat yang mengutip perbuatan yang pernah dilakukan oleh umat terdahulu. Dalam kas...

Surah Al-An'am Ayat 137

Surah Al-An'am ayat 137 merupakan salah satu dari beberapa ayat yang mengutip perbuatan yang pernah dilakukan oleh umat terdahulu. Dalam kasus ini, ayat ini menceritakan tentang pembantaian anak yang dilakukan oleh orang musyrik. Menurut ayat, orang musyrik memilih untuk membunuh anak-anak mereka, yaitu melalui pembunuhan bayi. Hal ini dilakukan bukan atas kehendak Allah, melainkan atas perintah para setan, yang memberikan berbagai janji palsu yang tampak indah.


Pencobaan ini memberikan ancaman besar bagi agama-agama tertentu yang existent waktu itu, terutama agama orang-orang Yahudi dan Nasrani. Biasanya, orang-orang Yahudi membunuh bayi laki-laki, sedangkan orang-orang Nasrani membunuh bayi perempuan. Pencobaan ini dapat mengubah cara pandang generasi baru dan menghancurkan agama yang ada.


Para ahli sejarah telah mencatat banyak contoh tentang kelompok masyarakat yang berupaya membinasakan agama mereka sendiri seperti yang dikisahkan dalam ayat ini. Contohnya adalah pembantaian anak-anak berusia 6 hari di Sparta yang terjadi kira-kira pada 600-550 SM. Menurut sejarawan Herodotus, para penduduk Sparta melakukan hal ini karena mereka percaya bahwa anak yang dibesarkan dengan cara nepotisme akan menjadi halangan bagi aspirasi mereka untuk menebus rasa rindu dari pemuda-pemuda pemberontak yang tewas di masa lalu. Sehingga, dengan membunuh anak mereka, mereka berharap dapat terhindar dari masalah yang bisa memburuk situasi lainnya. Namun, pada akhirnya, hal ini bahkan semakin memburuk situasi dan memunculkan banyak masalah baru.


Ayat ini sebenarnya mengingatkan kita tentang konsekuensi serius yang bisa terjadi ketika seseorang memilih untuk mengikuti tepat sebuah kebohongan yang diajukan oleh para setan. Para setan yang memberikan janji palsu yang tampak indah kepada para musyrik. Hal ini secara dramatis menyebabkan depresi, trauma, dan suasana kebingungan yang ekstrem dan bisa berujung pada kehancuran baik secara moral maupun religius. Oleh karena itu, ayat ini bertujuan untuk mengingatkan kita tentang konsekuensi serius yang bisa terjadi karena berpikiran positif akan kebohongan yang melanggeng maupun yang bersifat sementara saja.


Pada akhirnya, dengan memberikan pengajaran ini, ayat ini sebenarnya mengharapkan kita untuk tak lagi termakan kebohongan yang diajukan oleh para setan. Kembali lagi, kita harus mengingat bahwa Allahlah yang dapat memberikan jalan terbaik kepada manusia. Kita harus percaya bahwa Allahlah yang mengetahui apa yang terbaik untuk kita dan apa yang membawa buruk kepada kita. Oleh karena itu, siapa pun yang memutuskan untuk mengikuti tepat kebohongan yang diajukan oleh para setan harus benar-benar mempertimbangkan konsekuensi dari langkahnya tersebut sebelum bertindak. Wallahualam.