Surah Al-Ma'idah Ayat 63 - QuranWeb

terms: Surat Al-Ma'idah (secara harafiah dalam bahasa Arab berarti "Langkah Pertama") adalah surat yang terdapat di dalam Al-Quran. Surat ini terak...

Surah Al-Ma'idah Ayat 63

Surat Al-Ma'idah (secara harafiah dalam bahasa Arab berarti "Langkah Pertama") adalah surat yang terdapat di dalam Al-Quran. Surat ini terakhir di dalam surat dalam urutan dan merupakan surat yang paling panjang. Surat ini juga merupakan salah satu yang paling populer di antara umat Islam.


Ayat 63 dalam surat Al-Ma'idah berbicara tentang mengapa para ulama dan para pendeta bersikap abai terhadap orang-orang yang mengatakan perkara bohong dan memakan yang haram. Ayat ini mengajak orang-orang untuk menghindari tindakan tersebut, dan menegaskan bahwa perbuatan yang demikian sangat buruk dan tidak dibenarkan.


Meskipun, para ulama dan para pendeta tidak boleh tidak melarang orang-orang yang melakukan yang haram dan berkata bohong karena Al-Quran secara eksplisit menyebutkan bahwa orang yang sudah diberi kewajiban untuk menegakkan syariat dan mengajarkan nilai-nilai ketuhanan, tidak pernah memaksa siapapun untuk menerima nilai-nilai ini. Untuk ini, orngorang tidak boleh dipaksa untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan hukum Islam.


Selain itu, ulama-ulama dan pendeta-pendeta mengajarkan bahwa kehidupan di dunia ini merupakan jalan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di akhirat. Sebab itu, mereka takut jika mereka terlalu tegas memikul tanggung jawab dengan cara memberi larangan yang kuat, orang-orang terjun ke dalam situasi yang akan menggangu proses perbaikan diri.


Hal ini dipertegas dengan hadits dari Nabi SAW “Keraslah dalam mengingat Tuhanmu, tetapi janganlah kamu sampai berlebihan.” (Riwayat Abu Dawud).


Dengan riwayat ini, para ulama dan para pendeta mendapat ilmu bahwa mereka harus mendoakan orng-orang yang men-syiriki Allah SWT. dan melakukan yang haram/zina. mereka tahu bahwa hukuman tertinggi yang diberikan untuk melanggar hukum Allah adalah pelakunya menerima hukuman di akhirat nanti dan itu adalah tugas Allah SWT sebagai pengadil.


Karena situasi ini, para ulama dan para pendeta harus mengerti bahwa mereka bukanlah ahli hukum. Mereka tidak boleh melakukan hukuman tertentu bagi orang yang melakukan perbuatan yang buruk. Oleh sebab itu, mereka tidak boleh melarang orang-orang yang mengucapkan bohong dan memakan yang haram. Mereka hanya boleh berusaha untuk memberikan nasihat yang sesuai agar orang-orang terhindar dari melakukan hal-hal yang buruk.


Parahnya, meskipun para ulama dan para pendeta telah berusaha melakukan hal tersebut, namun maraknya tindakan bohong dan memakan yang haram di masyarakat masih tetap berlanjut. Inilah sebabnya kenapa pelaksanaan hukum Allah sangatlah penting bagi masyarakat.


Kesimpulannya, toleransi bukanlah Alasan yang membenarkan kelalaian para ulama dan para pendeta dalam melarang orang dari melakukan hal bohong dan yang haram. Fakta ini juga merupakan salah satu alasan mengapa banyak orang yang melakukan hal-hal yang salah. Oleh sebab alasan tersebut, para ulama dan para pendeta harus tetap tegas dalam menegakkan hukum Islam agar orang-orang yang melakukan yang haram sewajarnya mendapat hukuman yang setimpal.