Surah Al-An'am ayat 109 mengandung makna tentang keinginan manusia untuk beriman serta keengganannya ketika dituntut untuk beriman. Ayat ini menggambarkan bahwa manusia seringkali melakukan sumpah kepada Allah dengan tujuan untuk meyakinkan diri mereka sendiri dan orang lain tentang kesediaan mereka untuk beriman jika Tuhan memberikan mukjizat kepada mereka. Ayat ini juga menunjukkan bahwa kita tidak boleh berharap bahwa semua orang akan beriman. Bahkan, orang yang bersumpah dan berjanji untuk beriman segera jika Allah memberikan mukjizat kepada mereka, mungkin masih akan menolak untuk beriman meskipun Allah telah memberi mereka mukjizat.
Ayat ini menyebutkan bahwa sebagian manusia menganggap mereka akan beriman segera jika Allah memberikan mukjizat kepada mereka. Ini menunjukkan bahwa orang-orang ini tidak menyadari betapa sempitnya di mana mereka membuat dirinya beriman. Dalam situasi ini, mereka harus menyadari juga bahwa tidak selamanya Tuhan akan mengirimkan mukjizat kepada mereka. Oleh karena itu, walaupun mereka berjanji untuk beriman segera jika Allah mengirimkan mukjizat kepada mereka, mereka harus tetap berhati-hati dan berpegang pada perintah Allah untuk mereka beriman.
Ketika Allah menjelaskan mukjizat itu, Allah berfirman jika mukjizat datang, mereka yang bersumpah tadi tidak akan beriman. Ini menunjukkan bahwa ada keengganan yang tumbuh dalam hati mereka dan mungkin juga karena adanya kecenderungan untuk berbuat maksiat.
Ayat ini juga memberikan petunjuk bagi kita untuk berhati-hati terhadap kesombongan dan ketidakmau untuk mengikuti perintah Allah. Ketika kita berbicara tentang percaya diri, kita harus menyadari bahwa kita perlu tetap setia dan berpegang pada agama dan perintah Allah, apa pun yang terjadi. Kita harus menyadari bahwa kita tidak tahu apa yang akan datang dan apa yang Allah rasakan ketika mengirimkan mukjizat kepada umat-Nya. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk meragukannya.
Kesimpulannya, Surah Al-An'am ayat 109 menegaskan bahwa seseorang tidak akan berpegang pada janjiuran yang dilakukannya sebelumnya. Meskipun dia berseru kepada Allah dengan kesungguhan untuk beriman jika Allah memberikan mukjizat kepada mereka, dia mungkin masih akan tetap menolak untuk beriman. Oleh karena itu, kita harus menyadari bahwa kita harus tetap setia dan berpegang pada perintah Allah, apa pun yang terjadi. Selain itu, kita juga harus menyadari bahwa Allahlah yang mengetahui apa yang terbaik untuk umat-Nya.