Surah Al Baqarah Ayat 26 - QuranWeb

terms: Surat Al Baqarah merupakan surat terpanjang dalam Al-Quran dan mengandung berbagai referensi, simbol, perumpamaan, dan tanda-tanda keagungan...

Surah Al Baqarah Ayat 26

Surat Al Baqarah merupakan surat terpanjang dalam Al-Quran dan mengandung berbagai referensi, simbol, perumpamaan, dan tanda-tanda keagungan Allah SWT. Ayat kedua puluh enam dari surah Al Baqarah (2:26) adalah ayat yang banyak dikutip secara luas dan memberikan kita petunjuk tentang sifat Allah dan hubungan manusia dengan kekuatan di atas. Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dia tidak segan untuk menggunakan bahkan yang terkecil, sebagai perumpamaan. Adapun orang-orang yang beriman, mereka mengerti bahwa tanda-tanda ini benar-benar datang dari Tuhan.


Setelah menyebutkan hakikat bahwa Allah tidak segan untuk menggunakan yang terkecil sebagai perumpamaan, Allah berulang kali menyampaikan bahwa orang-orang yang tidak beriman tidak mengerti hal ini. Mereka dapat tertipu oleh hal-hal yang Allah gunakan sebagai analogi. Kemudian Allah menegaskan bahwa banyak hamba-Nya telah diberi petunjuk melalui perumpamaan ini. Menurut ayat ini, perumpamaan kadang-kadang berfungsi sebagai alat pengingat bahwa Allah selalu bersedia untuk memberikan petunjuk kepada para hamba-Nya. Namun, karena beberapa orang bersikap fasik, mereka adalah orang yang gagal untuk dapat menerima petunjuk ini.


Ayat ini memberi kesempatan untuk mengkaji betapa jauhnya kita melangkah dalam memahami maksud dari perumpamaan-perumpamaan yang ada dalam surat Al Baqarah. Hal ini tidak hanya penting untuk memahami maksud dari ayat ini, tetapi juga sangat penting untuk memahami dengan benar makna makrifat Allah. Ayat ini juga memberi kita peringatan bahwa Allah tidak segan untuk menggunakan yang terkecil sebagai perumpamaan. Hal ini artinya, bahwa walaupun kita melihat sesuatu yang kecil dalam perkara-perkara agama, tidak ada yang remeh tetapi kita harus memperlakukannya dengan penuh keyakinan dan kesetiaan. Selain itu, Ali bin Abu Thalib RA menyampaikan bahwa Allah memanfaatkan perumpamaan nyamuk di ayat ini sebagai peringatan bahwa kita jangan bersikap tamak terhadap agama, dan kita harus selalu memberikan keutamaan kepada saling memberi – bersikap kepada orang lain seperti yang kita inginkan mereka berbuat terhadap kita. Dengan mengikuti petunjuk yang ada dalam ayat ini, kita dapat mencapai kedamaian dan sukses sejati di hidup kita.