Surah Hud ayat 28 merupakan sebuah ayat yang diturunkan Allah di dalam Al Qur'an. Ayat ini adalah dialog yang dibuat oleh Nabi Nuh pada kaumnya. Dia bertanya apa pendapat mereka jika ia mendapatkan bukti nyata dari Tuhannya dan ia menerima rahmat dari Tuhan, tapi rahmat itu disembunyikan dari mereka (kaumnya). Apakah mereka akan memaksa Nabi Nuh untuk menerimanya, padahal mereka nampaknya tidak menyukainya?
Ayat ini adalah salah satu dari sekian banyak ayat di dalam Al Qur'an yang mendorong kita untuk berpikir lebih dalam tentang makna dan pengertian di balik sebuah ayat. Ayat ini mengajak kaum Nabi Nuh untuk menganggap bahwa orang yang mendapatkan rahmat dari Allah, rahmat yang disembunyikan dari orang lain, tidak harus dianggap sebagai sesuatu yang tidak baik atau menyebabkan rasa benci. Justru, yang lebih penting adalah untuk tetap dabat kepada Allah dan sikap "tawakal" atas segala kejadian di sekitar kita.
Ayat ini juga adalah sebuah pelajaran yang baik bagi setiap hamba Allah untuk tidak menghakimi orang lain atas apa yang diperolehnya. Kita tidak boleh meremehkan mereka yang dianugerahi dengan rahmat dari Allah. Kita tidak boleh menghakimi orang lain atas harta, kemampuan, jenjang karir, ataupun hal-hal lainnya yang mereka dapatkan. Kita harus menghormati orang lain dengan apa yang mereka miliki dan mensyukuri segala kebaikan yang telah Tuhan berikan kepada kita.
Secara keseluruhan, ayat Surah Hud ayat 28 adalah sebuah ajakan untuk kita semua untuk menghormati pandangan dan keyakinan orang lain atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan. Kita perlu berusaha untuk bersikap hormat dan sopan kepada orang lain dan menghargai segala bentuk pemberian Tuhan yang belum terlihat normal atau biasa. Dengan begitu, kita dapat bersama-sama mewujudkan kerukunan dan suasana persahabatan di antara sesama manusia.
