Surah At-Taubah Ayat 124 merupakan sebuah ayat al-Quran yang menceritakan tentang orang-orang munafik. Oleh karena itu, ketika suatu surah diturunkan untuk penduduk persisiran lautan Arab di masa Nabi Muhammad, ada di antara mereka yang bertanya, “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surah ini?” Dengan kata lain, orang-orang munafik itu berkata bahwa turunnya surat itu tidak akan memungkinkan siapa pun untuk meningkatkan keimanannya.
Akan tetapi, orang-orang beriman justru menjadi orang yang disebutkan dalam ayat ini. Ketika surah itu diturunkan, mereka yang memiliki iman yang kuat juga bertambah imannya karena mereka memahami dan menyerap hakekat surah diturunkan, yaitu sebagai sebuah buah pencerahan dan panduan hidup.
Kebanyakan surah yang diturunkan pada zaman Nabi Muhammad menegaskan keimanan mereka dan mengingatkan mereka akan nilai-nilai keimanan yang sudah mereka pelajari. Keadaan ini akan memberikan mereka rasa gembira; kegembiraan akan proses perbaikan diri mereka dengan menyelami lebih dalam nilai-nilai yang diajarkan melalui Al-Quran.
Oleh karenanya, ketika surah itu diteruskan, orang-orang beriman yang setiap hari berusaha untuk memperkuat imannya merasakan beberapa peningkatan keimanan. Dengan memperhatikan semua isi yang diberikan melalui surah itu, mereka merasakan betapa luar biasa kuatnya iman mereka. Ini juga menjadi alasan mengapa mereka merasakan kegembiraan dalam diri mereka.
Kecintaan yang mereka dapatkan karena meluapnya surah itu juga memberikan mereka kebanggaan tertentu. Mereka merasa yakin bahwa mereka telah dipilih oleh Allah untuk menyebarkan pesan-pesan kehidupan beriman Nabi Muhammad. Mereka merasa bahwa Allah telah memilih mereka untuk mendapatkan kehormatan sebagai hambanya yang patuh.
Karena itu, Surah At-Taubah Ayat 124 mengingatkan akan banyak hal yang baik bagi orang-orang yang beriman. Ayat ini memberi nilai besar bagi keimanan sebagai faktor penting untuk meningkatkan pengalaman manusia di dunia ini. Ini juga menggarisbawahi bahwa cara terbaik berkomunikasi dengan Allah adalah dengan meningkatkan keimanan dan menggunakan iman sebagai alasan untuk mengalami kegembiraan.