Surah At-Taubah ayat 1 merupakan ayat yang spesifik berkaitan dengan pemutusan hubungan dari Allah Swt. dan Nabi-Nya kepada orang-orang musyrik yang telah membuat perjanjian (Muqatatah) dengan mereka. Perintah ini diterima oleh Nabi Muhammad saw. pada pertengahan bulan Dzulhijjah pada tahun ketiga Hijriah.
Allah Swt. mengingatkan kepada ummat manusia tentang hal ini dalam firman-Nya:
"Bersegeralah untuk mencari ampunan dari Tuhanmu dan untuk bertobat kepada-Nya, supaya Dia memberika sejahtera kepadamu dalam semua pekerjaanmu dan supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, supaya lamah kamu diberi kasih sayang".
Dalam ayat ini Allah Swt. mengingatkan bahwa tidak boleh ada hubungan antara kelompok muqatatah yang memegang konsep Syirik dengan Allah Swt dalam bentuk apapun. Ini menunjukkan bahwa Allah Swt. tidak memiliki hubungan apapun dengan orang-orang musyrik.
Selanjutnya, Muqatatah melanggar perjanjian mereka kepada Allah Swt. dan Nabi-Nya dengan tidak memenuhi persyaratan dalam perjanjian yang pernah mereka buat. Ketika Muqatatah tidak lagi taat kepada perintah-Nya, Allah Swt. pun memutuskan hubungan dengan mereka.
Firman Allah Swt. tentang masalah ini juga disebutkan dalam surah An-Nisa ayat 12;
“Aku tidak akan memuaskan orang-orang yang musyrik yang membuat perjanjianku dan kemudian rotvalarut (menghalangi) dari yang telah diperintahkan kepadanya. Maka mereka adalah orang-orang yang kafir."
Nyatanya, perintah Allah Swt. yang tertuang dalam surah At-Taubah ayat 1 ini meningkatkan pemahaman umat muslim mengenai pentingnya menjaga hubungan dengan Allah Swt melalui iman, taqwa dan berusaha untuk selalu memenuhi perintah-Nya. Ini adalah salah satu kunci utama pemahaman yang harus dimiliki oleh umat muslim yang ingin menjalin hubungan antara mereka dengan Allah Swt. serta agar mereka dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kesimpulannya, nilai-nilai utama yang terkandung dalam surah At-Taubah ayat 1 adalah pentingnya tidak melanggar perjanjian atau berjanji kepada Allah Swt. dan Nabi-Nya, kemauan untuk mematuhi perintah-Nya danmemelihara hubungan dengan-Nya dengan sangat teguh, serta menghindari dari segala bentuk syirik. Diakui bahwa semua ini adalah bukti kekuatan keyakinan dan kepatuhan umat muslim terhadap Allah Swt. dan Nabi-Nya.
