Surah Al-A’raf ayat 138 mengisahkan tentang bagaimana Bani Israil diselamatkan oleh Allah ketika mereka menyeberangi laut bagian utara dari Laut Merah. Setelah sampai di tepi laut, mereka menemukan suatu kaum yang masih mempersekutukan berhala. Bani Israil pun bertanya kepada Nabi Musa untuk membuatkan sebuah berhala bagi mereka sebagaimana yang dilakukan oleh kaum itu.
Nabi Musa menjawab dengan tegas kepada Bani Israil bahwa mereka adalah orang-orang yang bodoh dengan mengajak mereka beribadah kepada Tuhan yang Maha Esa. Nabi Musa memperingatkan mereka jangan menyembah berhala-berhala yang tidak memiliki kekuatan untuk menghibur dan melindungi mereka.
Ayat ini juga menggambarkan kebesaran Tuhan yang Maha Kuasa. Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari penghancuran Firaun dengan menyelamatkan mereka ketika melintasi Laut Merah. Dialah sebaik-baik Pemelihara yang selalu menjaga kaumnya.
Bacaan ayat ini juga mengajarkan kita pentingnya berilmu tentang yang hak. Banyak orang yang mencari pengetahuan sesuai kepentingan pribadi mereka dan juga orang yang masih bersikap ragu-ragu untuk mempercayai kebenaran. Pandangan ini dapat menyesatkan manusia ke jalan yang salah.
Kita sebagai umat Islam harus berhati-hati dan selalu berpegang teguh pada pedoman yang diberikan oleh Al Quran. Kita harus terus berupaya untuk memahami makna yang terkandung dalam setiap ayat, serta berpikir secara logis agar dapat mengambil pelajaran dan hikmah yang wajarnya melekat pada setiap ayat.
Ketika kita membaca surah Al-A’raf ayat 138 ini, kita dipaksa untuk berpikir tentang asal usul yang benar dari berhala, dan konsekuensinya jika orang-orang mempersekutukan Allah dengan berhala. Kita juga harus memahami bahwa segala hal yang dikatakan oleh Nabi Musa tidak bermula sebagai mobilisasi umatnya, tetapi sebagaimana yang disuruh kepadanya oleh Allah agar menjaga umatnya dari kesesatan.
Kita akan menemukan hikmah dan pengajaran dari Surah Al-A’raf ayat ini jika kita dapat menggunakan akal budi dan menelaah perihal yang diperintahkan di dalamnya. Ini adalah salah satu contoh bagaimana Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada umatnya melalui wahyu-Nya dan ia berharap agar kita sebagai umatnya akan mengikuti petunjuk-petunjuk tersebut dengan sebaik-baiknya.