Surah Al-Ma'idah Ayat 26 - QuranWeb

terms: Ayat 26 dalam surah Al-Ma’idah menceritakan mengenai hukuman Allah yang dijatuhkan atas umat orang musyrik dari negeri Madyan yang telah ber...

Surah Al-Ma'idah Ayat 26

Ayat 26 dalam surah Al-Ma’idah menceritakan mengenai hukuman Allah yang dijatuhkan atas umat orang musyrik dari negeri Madyan yang telah berbuat fasik dan dosa. Jumlah hukuman yang diberikan adalah empat puluh tahun. Pada waktu tersebut, mereka dipaksa berkembara di bumi seperti orang yang kebingungan. Allah berfirman agar Nabi Musa tidak harus bersedih hati karena siksa yang diberikan.


Hukuman di atas merupakan contoh sebuah hukuman yang sederhana namun berat bagi mereka. Kebingungan dan ketidakpastian merupakan sebuah hal yang dapat menimbulkan kesulitan dan bahkan menderita. Orang yang tengah dalam kebingungan atau tidak mengetahui tujuannya akan merasakan sebuah kegundahan yang tak tertahankan.


Ayat 26 ini merupakan contoh dari esensi peneguhan Allah yang tidak semestinya diharapkan oleh seseorang, tetapi diberikan kepada mereka sebelum menghadapi siksa dan hukuman Allah. Karena mereka telah berbuat kefasikan, Allah menjadikan mereka harus mengembara dan bingung di bumi selama empat puluh tahun. Dengan cara ini, Allah menunjukkan bahwa hukuman yang dijatuhkan kepada orang yang berbuat maksiat akan sangat berat.


Juga, ayat 26 ini merupakan pengingat yang tak dapat diragukan: jika seseorang melakukan kesalahan atau kefasikan, dia pasti akan mendapatkan balasannya. Jadi, ini adalah pengingat yang sangat penting bagi orang-orang agar mereka melakukan pekerjaan tanpa curang dan selalu senantiasa berlaku jujur.


Ayat 26 dalam Surah Al-Ma'idah juga menunjukkan betapa dalamnya perhatian Allah dan kasih sayang-Nya. Dia menyadari bahwa hukuman yang dilakukan akan memberi rasa sakit dan menyakiti, sehingga Allah menyuruh Nabi Musa agar tidak bersedih hati karena tak berdaya menghadapinya.


Karena itu, kita harus selalu berusaha untuk berlaku kepada Allah dengan baik, mengikuti segala hukum-Nya dan menghindari kesalahan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Pada saat kita melakukan ini, kita dapat membangun hubungan yang jauh lebih baik dengan Allah. Inilah kerangka hukuman yang sesuai dengan kod patuh kepada Allah sebagaimana diterapkan pada ayat 26 dari surah Al-Ma'idah.