Surah Al-An'am Ayat 76 - QuranWeb

terms: Surah Al-An'am ayat 76 merupakan sebuah ayat yang menceritakan cerita tentang Nabi Ibrahim a.s., yaitu ketika beliau melihat bintang dan ia ...

Surah Al-An'am Ayat 76

Surah Al-An'am ayat 76 merupakan sebuah ayat yang menceritakan cerita tentang Nabi Ibrahim a.s., yaitu ketika beliau melihat bintang dan ia berkata bahwa bintang tersebut merupakan Tuhan. Kemudian ketika bintang itu terbenam, ia berkata bahwa ia tidak suka kepada yang terbenam.


Ketika ayat tersebut diucapkan, Nabi Ibrahim a.s. telah menunjukkan bahwa ia telah menyadari bahwa Tuhan yang sebenarnya tidak dapat dilihat dengan indera manusia. Dia mengetahui bahwa bintang yang dilihatnya tidak dengan tepat menggambarkan siapa Tuhan sungguhan. Oleh karena itu, ketika bintang itu terbenam, ia berkata bahwa ia tidak suka kepada yang terbenam, yaitu Tuhan yang tidak dapat dilihat.


Pendapat di balik ayat ini adalah bahwa tidak ada yang dapat melihat Tuhan dengan benar dan tidak ada yang dapat mengetahui kesucian-Nya. Tidak ada makhluk yang dapat mengetahui Allah secara menyeluruh karena ia Maha Suci dan tidak ada yang bisa menerka-Nya. Oleh karena itu, kita harus berpikir bahwa Allah itu Maha Suci dan Maha Bijaksana. Sebagian ayat lain di Al-Qur'an juga antara lain mengatakan: "Dan Dialah yang disembah, yang di atas, tidak ada yang setara dengan Dia." (An-Nahl:111).


Ayat ini juga berbicara tentang akidah monoteisme, yaitu bahwa hanya ada satu Tuhan yang harus diyakini dan diibadahi. Akidah ini merupakan inti ajaran Al-Qur'an dan juga merupakan inti dari Islam. Allah Yang Maha Suci tidak menyerupai makhluk-Nya dan Dia adalah satu-satunya yang benar-benar ada dan tidak ada yang setara dengan Dia. Dengan demikian, ayat ini menekankan bahwa hanya ada satu Tuhan yang harus kita yakini dan mengingatkan kita bahwa kita tidak harus beribadah atau menyembah sesuatu yang selain Allah.


Kesimpulannya, Surah Al-An'am ayat 76 bertujuan untuk menunjukkan kepada umat manusia bahwa hanya ada satu Tuhan yang harus diyakini dan diibadahi. Dia adalah Allah Yang Maha Suci dan tidak ada yang dapat melihat-Nya. Allah adalah satu-satunya yang benar-benar ada dan tidak ada yang setara dengan Dia, sehingga kita harus tetap berpikir bahwa Dia adalah yang paling Mulia dan yang Paling Bijaksana. Dengan demikian, kita dituntut untuk menyembah dan menghormati hanya Allah saja.