Surah Al-An'am Ayat 4 - QuranWeb

terms: Surah Al-An’am ayat 4 adalah ayat yang diterima oleh orang-orang kafir. Menurut ayat ini, semua ayat dari Tuhan yang sampai kepada orang kaf...

Surah Al-An'am Ayat 4

Surah Al-An’am ayat 4 adalah ayat yang diterima oleh orang-orang kafir. Menurut ayat ini, semua ayat dari Tuhan yang sampai kepada orang kafir, mereka selalu mengingkari semuanya. Oleh karena itu, para ulama dan ahli tafsir berusaha memahami rahasia di balik ayat ini dengan membahas penggunaan kata-kata, konstruksi kalimat, dan interpretasi istilah arab yang mendasarinya.


Para ulama berusaha memahami maksud dari ayat dengan menilik nash (textual evidence) sebagai dasar interpretasi, seperti kata “syakkich", yang dipahami sebagai pendustaan, kata "ahkam" yang berarti hukum dan kata "Al-Quran" yang dipahami sebagai kalam Allah. Konstruksi kalimat yang berbunyi "bacha" di sini juga berarti menolak.


Parameter pertama yang perlu diperhatikan dalam penafsiran ayat ini adalah posisi orang-orang kafir di kala Pembukaan Surah Al-An’am. Di saat itu, Mereka memiliki posisi hakim (hakim adalah orang yang menjatuhkan hukum) atas Al-Quran dan para pendukungnya. Sebagai hakim, Mereka tidak hanya dapat menginterpretasikan dan memutuskan konteksnya, tetapi mereka juga dapat menolak sama sekali secara bersamaan. Hal ini disebut “mengingkari” Al-Quran dan tidak menerima setiap ayat disponsori oleh Allah.


Istilah “baazihi”, yang berarti borsebut, dapat dipahami sebagai mengingkari. Oleh karena itu, kata ini menunjukkan bahwa orang-orang kafir tidak menerima seluruh ayat-ayat yang disponsori oleh Allah. Sebagai contoh, dalam Surah Al-An’am ayat 109, Allah berfirman: “Setiap ayat yang Kami turunkan kepada kamu (Muhammad), mereka (orang kafir) malah mendustakannya.” Pernyataan ini sangat mungkin merujuk pada posisi orang-orang kafir di atas orang-orang beriman sebagai hakim dari Al-Quran.


Kesimpulannya, ayat ini menunjukkan bahwa orang kafir menolak seluruh ayat yang disponsori oleh Allah, termasuk para pengikutnya. Mereka menolak dan mendustakan ayat-ayat ini karena mereka melihat diri mereka sebagai hakim yang memiliki hak untuk menilai dan memutuskan konteksnya. Mereka menolak semua ayat yang disponsori oleh Allah dan tidak menyadarinya, atau menghargai rahasia yang tersembunyi di baliknya.