Surah Al-An'am Ayat 100 - QuranWeb

terms: Ayat 100 dalam Surah Al-An'am dari Al-Qur’an adalah ayat yang mengajarkan kita tentang tauhid, yakni keyakinan pada satu Tuhan yang maha esa...

Surah Al-An'am Ayat 100

Ayat 100 dalam Surah Al-An'am dari Al-Qur’an adalah ayat yang mengajarkan kita tentang tauhid, yakni keyakinan pada satu Tuhan yang maha esa. Dalam ayat ini Allah berfirman bahwa orang-orang musyrik (orang-orang yang berpaling dari Islam) memiliki jin sebagai sekutu-sekutuNya. Kaum musyrik ini pun bersikeras menuduh Allah memiliki anak baik putra maupun putri. Mereka tuduh ini hanyalah karut-marut dan tidak berdasar pengetahuan.


Firman Allah di dalam ayat 100 Surah Al-An'am ini menunjukkan betapa jahilnya orang yang memiliki aqidah seperti tuduhan-tuduhan musyrik ini. Sebenarnya, masyarakat musyrik pada waktu itu sengaja membuat alasan-alasan dan keyakinan-keyakinannya sendiri. Allah berfirman dalam ayat ini bahwa mereka bohong kepadaNya dengan menuduh bahwa Allah dapat memiliki anak laki-laki dan anak perempuan. Hal ini merupakan hal yang mustahil, karena Allah maha suci, tidak dapat dimungkiri, dan maha tinggi dari semua sifat yang mereka dandangkan padanya.


Ayat ini juga mengajarkan kita bahwa keimanan kepada Allah tidak boleh dipertontonkan. Kita harus menyadari bahwa kita harus beriman hanya kepada Allah dan tidak boleh membuat sesembahan selain Allah. Di dalam ayat ini, Allah telah menyatakan bahwa orang-orang yang beriman harus selalu berpegang teguh pada iman mereka, yang bertujuan unutk menjadi jalan menuju tauhid. Allah juga menegaskan bahwa mereka harus menghindari jalan orang-orang musyrik yang menuduh bahwa Allah mempunyai anak laki-laki maupun perempuan.


Allah berfirman dalam ayat ini bahwa semua yang dibuat-Nya adalah kejahatan-kejahatan, termasuk jin-jin yang diciptakannya, hanyalah untuk menguji manusia dan untuk menyelesaikan urusan tertentu. Sangat penting untuk diketahui bahwa Allah Maha Tinggi dan benar-benar suci dari segala sifat yang dikatakan orang. Allah tidakpunya anak, dan Dia juga tidakboleh dibandingkan dengan makhlukNya, termasuk jin-jin yang diciptakanNya.


Dalam ayat ini Allah mengingatkan kita semua tentang sifat hinaNya jika kita mengikuti nafsu kita sendiri dan membuat tuduhan yang tidak beralasan mengenai Allah selain apa yang telah diwahyukanNya. Keimanan harus dipegang erat dan kita harus mengejarnya dengan sepenuh hati dengan menghindari segala macam dari fitnah dengan berpegang pada aqidah tauhid, yakni keyakinan pada satu Tuhan yang maha esa.