Surah Ali 'Imran Ayat 197 - QuranWeb

terms: Menurut ayat 196 surat Ali ‘Imran yang berbunyi “Tiadalah mereka di dalam keadaan yang melupakan (azab) Allah”, pendahulu dari ayat ini adal...

Surah Ali 'Imran Ayat 197

Menurut ayat 196 surat Ali ‘Imran yang berbunyi “Tiadalah mereka di dalam keadaan yang melupakan (azab) Allah”, pendahulu dari ayat ini adalah pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang musyrikin Mekah kepada Nabi Muhammad saw ketika ia sedang menyerukan agar mereka menemukan jalan yang diredamkan oleh Allah.


Pertanyaan ini diwakili oleh orang-orang kafir karena mereka tidak percaya akan adanya azab Allah. Meneruskan ikhtibar di ayat 196 ini, ayat 197 surat Ali ‘Imran menyatakan bahwa mereka tidak menyadari bahwa segala kesenangan mereka hanyalah kesenangan sementara.


Kata itu menandakan bahwa orang-orang musyrikin Mekah sedang menikmati kenikmatan yang tidak abadi. Malah, titik pengecualian dari menikmati kenikmatan mereka adalah ketika mereka akhirnya mengenali kebenaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw dalam melaksanakan syari’at Islam.


Ayat selanjutnya, yaitu ayat 197, menyatakan bahwa tempat kembali mereka ialah neraka Jahannam. Menurut ayat ini, tidak ada jalan untuk mengelak dari ketetapan Allah. Sebelum ini, kita tahu bahwa orang yang tidak beriman pada Allah, tidak percaya akan hukuman yang akan dikenakan kepada mereka.


Kata Jahannam di sini merujuk pada tempat yang paling menyiksa bagi orang-orang yang berdosa. Ia merupakan pembayaran yang harus dibayar oleh orang-orang yang berdosa dan orang-orang yang mengerjakan kesalahan sendiri.


Jahannam disebut sebagai "tempat yang paling buruk" di dalam surah ini, yang diambil dari ayat berikutnya yang menyatakan bahwa ia adalah tempat tinggal yang paling buruk. Dengan kata lain, ia adalah tempat kembali yang paling buruk, yang tidak pernah terpikirkan oleh orang-orang musyrikin Mekah. Kata kunci di sini ialah bahawa tempat kembali yang paling buruk berlaku untuk orang-orang yang tidak percaya kepada kebenaran yang diturunkan oleh Allah.


Maka, hasil yang bisa diambil dari ayat ini ialah bahwa semua orang yang tidak menerima ajaran Islam dan yang tidak percaya kepada kebenaran yang diturunkan oleh Allah akan menghadapi siksaan yang amat besar di dalam neraka Jahanam. Ini bertujuan untuk membuat mereka menyadari betapa besar kesalahan yang telah mereka lakukan.


Jadi dari ayat di atas, kita dapat melihat bahwa orang yang tidak percaya pada syariat Allah mungkin tetap menikmati dunia, tetapi mereka punya tempat yang lebih buruk ketika mereka harus kembali kepada Allah. Maka, ayat ini adalah amaran dan peringatan untuk semua orang yang menyalahgunakan zaman mereka di dunia, yang tidak benar-benar menyanjung dan menghormati Tuhan mereka.