Surah Ali 'Imran Ayat 155 - QuranWeb

terms: Surah Ali 'Imran ayat 155 berbicara tentang orang-orang yang berpaling saat terjadi pertempuran antara dua pasukan. Allah menyatakan bahwa o...

Surah Ali 'Imran Ayat 155

Surah Ali 'Imran ayat 155 berbicara tentang orang-orang yang berpaling saat terjadi pertempuran antara dua pasukan. Allah menyatakan bahwa orang-orang ini telah digelincirkan oleh setan, dan hal itu terjadi karena kesalahan yang dahulu telah mereka lakukan. Selain itu, Allah juga mengkonfirmasi bahwa ia telah memaafkan mereka sepenuhnya.


Pertempuran adalah salah satu bentuk laga permusuhan, di mana dua pasukan harus berhadapan dan saling berusaha untuk mengalahkan satu sama lain. Keadaan ini tentu saja sangat berbahaya dan berpotensi membahayakan orang yang terlibat di dalamnya. Memang, ada juga beberapa orang yang membutuhkan keberanian mereka dan bersedia maju tanpa ragu untuk bertempur dan menghadapi ancaman, tetapi ada juga beberapa orang yang tidak cukup berani untuk menghadapi situasi tersebut.


Orang-orang yang tidak memiliki keberanian untuk maju ke hadapan dan bertempur, dipelihara dari kegelapan yang menyelimuti mereka sebelumnya. Setan berusaha untuk merayu mereka dengan pujian palsu dan dengan menggunakan rasa takut yang tinggi mereka cenderung menyerah dan mundur daripada maju untuk bertempur. Mereka yang kemudian mundur daripada maju dan tidak ikut serta dalam pertempuran, akan menanggung dampak yang rumit di kemudian hari. Mereka akan diingatkan oleh orang lain sebagai orang yang tidak memiliki keberanian dan akan dikucilkan dan diabaikan.


Allah berjanji untuk membalas berbalik kepada orang-orang yang berpaling di saat pertempuran terjadi. Allah mengklaim bahwa mereka terjebak dalam kesalahan dan telah digelincirkan oleh setan. Maka, hal ini merupakan konsekuensi logis bagi mereka yang berdosa. Namun, Allah juga berjanji untuk memberikan maaf kepada orang-orang tersebut dan melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka.


Surah Ali 'Imran ayat 155 mengajarkan kita bahwa kita harus berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu. Kita harus berhati-hati dalam berpaling daripada suatu situasi yang berbahaya dengan mengingat barangkali situasi tersebut merupakan waktu ujian dari Tuhan. Kita tidak boleh mendalam rasa takut yang mampu membinasa kita. Akhirnya, kita juga harus tahu bahwa Allah selalu bersedia untuk memaafkan orang yang bertobat.