Pada ayat ini Allah SWT mengingatkan kita akan janji-janji yang pernah Dia berikan dan diterima oleh Nabi Musa AS. Janji ini yaitu memberikan waktu yang cukup lama kepada Nabi Musa AS, yaitu empat puluh malam. Dalam waktu tersebut Musa AS diperintahkan untuk berbicara dengan Allah SWT.
Meski demikian, Bani Israil melanggar janji tersebut. Setelah Musa meninggalkan mereka, mereka bertindak dengan zalim dengan melakukan penyembahan sebuah patung anak sapi. Ini jelas merupakan pelanggaran yang besar dan tidak sejalan dengan janji mereka kepada Allah SWT. Hal ini juga merupakan contoh kelalaian yang tidak dapat diterima.
Ketika Allah SWT mengingatkan kembali perjanjian yang telah dibuat oleh Bani Israil, Dia juga mengingatkan kita tentang pentingnya berpegang teguh pada janji. Kita tidak boleh melakukan pelanggaran, bahkan jika kita merasa seperti kita memiliki waktu cukup lama untuk melakukannya.
Kita juga harus sadar bahwa kebenaran tidak selalu mudah untuk diamalkan. Kita harus terus berusaha untuk menjaga janji yang telah kita buat, dan bersedia untuk menghadapi konsekuensi yang bisa kita dapatkan jika melanggar janji tersebut.
Kesimpulannya, surah ini memberi kita pesan yang jelas tentang pentingnya menjaga janji yang telah kita buat agar kita tidak melanggarnya. Di samping itu, Allah SWT juga mengingatkan kita bahwa menjaga janji memerlukan usaha yang konsisten. Jadi masih banyak lagi yang harus kita lakukan untuk tunduk pada kehendak Allah SWT.
