Surah Al Baqarah ayat 247 bercerita tentang kepemimpinan raja Talut. Talut ditetapkan Allah sebagai Raja dengan alasan "Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik." Ada sangat sedikit yang bisa diketahui tentang Talut selain bahwa dia adalah anak Nabi Saul dan anak perempuan Nabi Ibrahim.
Pada saat ini, banyak ahli Taurat mengatakan bahwa Talut adalah figur yang sangat bijaksana dan mulia. Dia terkenal dengan keadilannya saat memerintah, serta dengan kasih sayang dan bimbingan pemimpinnya. Dia juga merupakan salah satu raja yang paling sukses di masa permulaan sejarah Yudea.
Talut adalah tokoh penting dalam Kisah 32 Ayat dalam Alkitab Perjanjian Baru dan Kisah 12 Ayat dalam Mazmur 78. Dia juga menjadi protagonis dalam Kitab Samuel I dan II. Di sana, Talut menerima seluruh tanah Pegunungan Zephyria dan Galilea serta mengalahkan musuh utama Yudea, Musuh Khas, di sungai Yordan.
Surat Al Baqarah ayat 247 menjelaskan bahwa Allah memilih Talut untuk berperang melawan musuh Yudea dan menjadi raja atas mereka. Pada saat itu, banyak orang yang didominasi oleh ego mereka sendiri, menentang keputusan Allah. Mereka mengajukan alasan seperti Talut tidak memiliki kekayaan, kedudukan yang lebih tinggi, orang yang lebih layak, dan kekuatan yang lebih besar.
Meskipun semua alasan itu mungkin benar, nabi mereka menjawab bahwa Allah telah memilih Talut dan memberinya kelebihan ilmu dan fisik. Para pejuang Yudea tidak memperhatikan aba-aba dari Allah, tetapi mereka tetap mengikuti perintah Talut. Ajaran Talut luar biasa saat itu, bahwa adalah ketaatan terhadap Allah, bukanlah milik orang-orang yang mengklaim kekuasaan mereka sendiri.
Berdasarkan ayat 247 Surah Al Baqarah, Allah telah menetapkan raja Talut untuk rakyat Yudea. Dia bukan seorang pria yang kaya, pandai, atau berpengaruh, tetapi rakyat Yudea yang tahu bahwa Allah yang benar-benar berkuasa. Mereka mengikuti perintah Talut dengan keterampilan militer yang luar biasa, karena mereka bersyukur kepada Allah atas keputusannya.
Ini menunjukkan betapa besar kerendahan hati Talut, karena dia sepenuhnya tunduk kepada Allah dan mengakui kekuasaan atas dia. Dia mengingatkan kita pada pentingnya menjadi pemimpin yang tunduk pada perintah Allah, karena itulah yang terbaik bagi siapa pun yang berada di bawah pengaruhnya.
Dengan demikian, Surat Al Baqarah ayat 247 menjadi pelajaran bagi kita untuk selalu mematuhi perintah Allah dan tidak berani meremehkan kebijaksanaan atau keputusan-Nya. Adalah tugas kita untuk menjadi contoh bagi orang lain untuk tunduk kepada Allah dan bersyukur atas pemimpin-Nya.