Surah Al Baqarah ayat 189 merupakan bagian dari Al Qur’an yang mengajarkan tentang pentingnya mengikuti tata cara yang telah ditentukan Tuhan dalam melakukan suatu ibadah. Surah ini dimulai dengan menyebutkan soal bulan sabit, yaitu sebuah fenomena astronomi yang dilihat dari masa ke masa. Keluaran surah ini menjawab pertanyaan tentang bulan sabit dengan mengatakan bahwa hal itu adalah penunjuk waktu untuk manusia dan ibadah haji.
Kemudian ayat ini melanjutkan dengan menyatakan bahwa masuk ke sebuah rumah dari atasnya bukanlah perbuatan yang membawa kebajikan, tetapi yang benar-benar membawa kebajikan adalah ketakwaan. Implikasi dari ayat ini adalah bahwa meskipun sebuah ibadah mundur dalam waktu dan tempat, jika tidak dilakukan dengan ketakwaan, maka hal tersebut tak bernilai untuk mendapatkan hasil sejati yang dijanjikan Tuhan. Sebaliknya, yang paling penting adalah untuk tetap fokus pada pekerjaan yang Tuhan telah tentukan dan melakukannya dengan komitmen dan ketakwaan.
Selanjutnya, ayat ini menyarankan agar orang-orang masuk ke rumah-rumah melalui pintu-pintunya. Implikasi daripada usul ini adalah menghormati hak orang lain, yaitu hak mereka untuk mendapatkan privasi pada rumah mereka yang masing-masing. Hal ini menegaskan bahwa selain kepatuhan pada perintah Tuhan, orang juga harus menghormati hak orang lain sebagai tanda penghargaan untuk lingkungan sekitarnya.
Terakhir, ayat ini akhirnya menegaskan lagi pentingnya memiliki ketakwaan kepada Tuhan. Karena tanpa rasa takut terhadap Tuhan, semua rajin melakukan ibadah, mempertahankan privasi orang lain, dan mematuhi perintah Tuhan tidak akan membawa hasil yang diharapkan. Tanpa ketakwaan, manusia akan selalu berusaha mencari jalan pintas untuk mencapai kebahagiaan dan kemakmuran, yang akan menyebabkan ketidakpuasan dan kekecewaan di masa depan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil maksimal dari ibadah, ayat ini menasihati untuk bertakwalah kepada Tuhan.
Secara keseluruhan, Surah Al-Baqarah ayat 189 memberikan pesan bahwa ketika seseorang melakukan ibadah, mereka harus melakukannya dengan ketepatan waktu, tempat, dan dengan komitmen dan ketakwaan. Oleh karena itu, kita harus mematuhi perintah Tuhan, merenungkan hikmah, dan juga menghormati hak orang lain. Dengan demikian, kita dapat mencapai hasil optimum dari setiap ibadah dan tumbuh ke arah kemakmuran.