Surah Al Baqarah Ayat 119 - QuranWeb

terms: Surah Al Baqarah ayat 119 adalah bagian dari ayat yang terkandung dalam surah Al-Baqarah yang merupakan surah terpanjang kedua dalam Al-Qur'...

Surah Al Baqarah Ayat 119

Surah Al Baqarah ayat 119 adalah bagian dari ayat yang terkandung dalam surah Al-Baqarah yang merupakan surah terpanjang kedua dalam Al-Qur'an. Ayat ini berbicara tentang keutamaan Nabi Muhammad saw dan tugas yang diberikan padanya oleh Allah swt. Melalui ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dia telah mengutus Nabi dengan kebenaran untuk memberi berita gembira dan peringatan kepada umat manusia.


Ayat ini menyatakan bahwa kenabian Nabi Muhammad saw didasarkan pada kebenaran. Dia adalah pembawa berita gembira (mukasyafah) dan pemberi peringatan (nadhir). Berita gembira yang disampaikan Nabi Muhammad Saw adalah ajakan untuk meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan dan Allah telah mengirimkan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup umat manusia. Sementara itu, peringatan yang diberikan adalah untuk mengingatkan umat manusia tentang besarnya pembalasan yang menanti mereka jika mereka menentang perintah Allah.


Ayat ini juga menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw tidak akan diminta bertanggung jawab atas penghuni-penghuni neraka. Ini layaknya Allah mengingatkan kepada kita bahwa tugas Nabi adalah memberitakan dan menjalankan perintah Allah, bukan bertanggung jawab atas tindakan manusia. Mereka yang berbuat dosa dan melakukan tindakan yang sesat akan menanggung akibatnya sendiri.


Tampaknya ayat ini juga menunjukkan bahwa kesenangan yang Nabi Muhammad Saw dapatkan adalah memberikan berita gembira dan peringatan. Tidak ada keuntungan materiil yang ia peroleh, atau ia juga tidak akan melepaskan diri dari pertanggungjawaban bagi penghuni neraka. Oleh karena itu, tugas nabi hanya dibatasi oleh kebenaran sebagaimana Allah telah berfirman.


Kesimpulannya, ayat Surah al-Baqarah ayat 119 menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw telah diberikan tugas oleh Allah yaitu memberikan berita gembira dan peringatan kepada umat manusia. Selain itu, ia juga tidak akan diminta pertanggung jawaban atas tindakan umat manusia yang berbuat dosa dan melakukan kesalahan. Hal ini menunjukkan bahwa tugas nabi tidak akan terbatas dan ia hanya dituntut untuk menjalankan tugas yang diberikan kepadanya dengan sebaik mungkin.