Surah Ali 'Imran Ayat 92 - QuranWeb

terms: Surah Ali ‘Imran ayat 92 adalah salah satu ayat dalam Al-Qur'an yang menjabarkan sikap pemberian. Ayat ini mengisyaratkan bahwa Allah mengin...

Surah Ali 'Imran Ayat 92

Surah Ali ‘Imran ayat 92 adalah salah satu ayat dalam Al-Qur'an yang menjabarkan sikap pemberian. Ayat ini mengisyaratkan bahwa Allah menginginkan umat-Nya untuk berinfak/ membayar zakat, dan menggambarkan implikasinya. Ayat ini menekankan bahwa sebelum seseorang memperoleh berkat dan kebajikan, dia harus menginfakkan sebagian harta yang dia cintai.


Menurut ayat tersebut, kebajikan yang dimaksudkan adalah segala bentuk kebajikan yang hakiki, yang membanggakan seseorang di hadapan Tuhan, seorang manusia yang berada dijejak yang benar dan hari kebangkitannya dijamin. Di sinilah akibat dari setiap kebajikan yang disyaratkan oleh pemberian yang disyaratkan, yakni kedamaian jiwa yang ditanamkan dalam jiwa, yang berbeda dari kenikmatan duniawi.


Ayat menyebutkan untuk “menginfakkan sebagian harta”, tetapi sebenarnya itu berarti banyak hal. Infak bukan hanya seputar harta matrial, melainkan juga menebus dosa-dosa dengan kebajikan, berkat dan kebaikan. Jadi, infak biasa berarti meninggalkan apa pun yang dapat membuat seseorang menjadi fokus dan berdistraksi dari kebajikan.


Sebagai contoh, berpikir positif diingatkan dalam ayat, bahwa orang yang ingin berinfak, mereka harus rela melepaskan semua sikap-sikap yang bisa menjauhkan orang dari Tuhan, atau yang dapat mengurangi kebajikan dan kebaikan dalam hati. Maka, pada dasarnya, jika seseorang ingin menyenangkan Alloh, mereka harus meninggalkan sikap-sikap yang bisa menimbulkan cinta duniawi dan keteinggaan, dan menggantinya dengan sikap-sikap yang memudahkan untuk hidup untuk Alloh.


Selain menyebutkan bahwa seseorang tidak dapat memperoleh berkat tanpa infak, ayat ini juga menyatakan bahwa Allah Maha Mengetahui segala hal tentang setiap titik harta yang diberikan. Ini berarti bahwa Allah Maha Teliti dan tidak ada sesuatu pun yang bisa bersembunyi dari-Nya ketika orang membayar zakat dan berbuat kebajikan.


Ini menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan keuntungan jangka panjang yang dapat diperoleh dengan berinfak. Bukan berarti seseorang harus menafkahkan seluruh harta mereka, tetapi mereka harus berusaha untuk menyiapkan jalan untuk mencapai trkebaikan, meskipun itu berarti mengorbankan kesenangan yang segera. Ini juga menekankan bahwa infak tidak boleh bermotivasi dari mendapatkan keuntungan, seperti kekuasaan atau ketenaran secara duniawi, melainkan harus didasarkan atas cinta kasih dan ketaatan kepada Allah.


Kesimpulannya, surat Ali ‘Imran ayat 92 mengisyarakan pentingnya menginfakkan harta untuk pembelajaran kebajikan. Dengan demikian, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang diberikan dan tidak ada yang dapat disembunyikan dari-Nya. Sangat penting untuk diingat bahwa infak harus didasarkan pada cinta kasih dan ketaatan karena pemberian sejati bukanlah untuk memperoleh keuntungan duniawi. Akhirnya, dengan infak sebenar yang didasarkan pada pembelajaran kebajikan, seseorang dapat memperoleh berkat dan berkah yang dapat mempertinggi kehidupan spiritual mereka.