Surah Al Baqarah Ayat 270 merupakan salah satu ayat yang terdapat di dalam Al-Qur'an, yang sering disebut sebagai salah satu kekuatan ayat dari Allah (swt). Ayat ini berbicara tentang Infāk dan Nazar. Dalam ayat tersebut Allah (swt) mengatakan bahwa Dia mengetahui semua infak yang kita berikan atau nazar-nazar yang kita buat. Kata "infak" memiliki arti memberikan makanan, harta, dan bantuan lainnya yang dipergunakan untuk membantu orang lain. Dan kata "nazar" artinya berjanji untuk melakukan sesuatu, baik berwujud materi ataupun tidak (yaitu berupa doa atau renungan).
Pengetahuan Allah (swt) tentang infak dan nazar yang kita lakukan menggambarkan bahwa Allah (swt) selalu ingin melakukan pengawasan atas apa yang kita lakukan. Setiap tindakan yang kita lakukan dipantau oleh Allah (swt). Oleh karena itu, Allah (swt) menghargai setiap kebaikan yang kita lakukan. Namun di sisi lain, Allah (swt)memberi peringatan bahwa orang-orang yang berbuat zalim tidak memiliki teman atau penolong yang akan menolong mereka.
Infak dan nazar merupakan bentuk untuk berbagi. Saat kita melakukan infak atau nazar, baik materi maupun non-materi, kita berbagi sebagian dari apa yang telah Allah (swt) berikan kepada kita kepada orang lain. Dengan begitu, kita menyatakan bahwa kita tahu bahwa semua yang kita miliki hanyalah pemberian Allah (swt) dan bahwa kita harus menggunakan milik kita untuk membantu orang lain. Ini juga menunjukkan perhatian kita terhadap sesama, yang merupakan inti dari ajaran agama Islam.
Selain itu, infak dan nazar juga mencerminkan kesempurnaan hati kita. Dengan memberikan infak atau nazar, kita nampaknya menunjukkan bahwa hati kita bersih dan tidak berputus asa untuk memaafkan. Selain itu, kita juga menjadikan infak dan nazar sebagai bentuk menghidupkan instrumen ibadah kita (seperti doa, zakat, puasa dll). Di samping itu, kita memandang infak dan nazar sebagai sesuatu yang diajarkan oleh rasul Allah (swt) dan menjadi sumber ruhani pular kita.
Namun, ayat ini juga mengingatkan kita bahwa Allah (swt) tidak akan membiarkan orang yang berbuat zalim dan merusak hidup orang lain. Di sini Allah (swt) mengingatkan bahwa orang yang berbuat zalim tidak ada yang dapat menolong mereka, meskipun mereka berusaha untuk bersembunyi dari hukuman yang adil. Allah (swt) memberi peringatan untuk menjauh dari berbuat zalim karena tidak ada yang dapat menolong yang berbuat zalim.
Ayat di atas menunjukkan bahwa kita sebagai umat Islam harus mendahulukan infak dan nazar. Dalam konteks ini, Allah (swt) memerintahkan kita untuk berbuat baik, tetap taat kepada Allah (swt), berbuat adil kepada sesama dan jangan melakukan tindakan-tindakan yang keji yang dapat merusak hidup orang lain. Dengan begitu, Allah (swt) akan memberkati kita dengan segala yang kita lakukan.
Oleh karena itu, dalam Surah Al Baqarah ayat 270, Allah (swt) mengingatkan kita agar mempertimbangkan setiap perkataan dan tindakan kita dan mengendalikan perilaku kita dalam semua hal. Lebih penting lagi, Allah (swt) mengingatkan kita agar menghindari dari berbuat zalim dan kalaupun kita melakukannya, maka kita tidak memiliki teman dan penolong yang akan menolong kita jika suatu saat kita tertangkap untuk melakukan tindakan itu.
Kesimpulannya, dengan infak dan nazar yang kita lakukan, Allah (swt) ingin mengingatkan bahwa apa pun yang kita lakukan akan dipantau dan dievaluasi oleh Allah (swt), dan bahwa menghindari tindakan zalim dalam kehidupan kita merupakan cara terbaik untuk kita mengikuti ajaran agama Islam.