Surah Al Baqarah Ayat 139 adalah ayat tentang menemukan titik temu. Ini menyarankan kita untuk tidak berdebat tentang Allah, sebagai Tuhan kita. Berdebat dengan orang lain tentang topik religius bisa membawa kepada hasil yang tidak diinginkan, karena masing-masing dari kita memiliki pendapat dan cara pandang yang berbeda.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa perbedaan-perbedaan yang kita miliki merupakan aspek dari keindahan agama. Tuhan punya gagasan yang luar biasa tentang keseragaman yang kuat antara umat-Nya di seluruh dunia. Ini berarti bahwa kita harus mampu melihat jenis perbedaan yang telah dibuat Allah, dan mencari cara untuk berbagi pemahaman kita tentang agama.
Ayat ini juga menyebutkan bahwa tugas kita adalah untuk beribadah kepada Allah. Setiap umat percaya memiliki caranya sendiri untuk beribadah kepada Tuhan. Perbedaan-perbedaan ini seharusnya diakui, dan juga ditanggapi dengan sejumlah toleransi. Kita harus mengingat bahwa Tuhan merupakan Tuhan kita semua.
Ayat ini juga menyebutkan bahwa adalah tanggung jawab kita masing-masing untuk mencari jalan untuk beribadah kepada Tuhan dengan cara kita sendiri. Berdebat tentang Allah hanya akan menghalangi perjalanan kita untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Selain itu, berdebat juga akan menghancurkan hubungan kita dengan orang lain yang berbeda keyakinan, dan ini akan menarik konsekuensi negatif.
Surah Al Baqarah Ayat 139 adalah suatu pengingat tentang betapa pentingnya bekerja sama dan toleransi dalam komunitas beragama kita. Allah telah memberikan cara utama untuk mendamaikan dengan orang yang berbeda keyakinan: menghormati perbedaan mereka, tidak berdebat tentang Tuhan, dan fokus pada ibadah kita sendiri. Ayat ini juga memberikan contoh bagaimana menemukan titik temu. Dengan menghargai pandangan lain, kita dapat menemukan kompromi yang menghasilkan cinta terhadap agama dan makna.
Inilah arti Surah Al Baqarah Ayat 139. Katakanlah (Muhammad), “Apakah kamu hendak berdebat dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu, dan hanya kepada-Nya kami dengan tulus mengabdikan diri.” Ayat ini menyatakan bahwa kita harus menghormati perbedaan agama, tidak berdebat tentang Tuhan, dan memenuhinya dengan ibadah kepada Tuhan. Dengan melakukan ini, kita dapat menemukan titik temu dan menciptakan kehidupan agama yang lebih bermakna.