Surat Al-Anbiya ayat ke-7 - QuranWeb

terms:  Surat Al-Anbiya merupakan surat ke-21 dalam Al-Qur'an dan ayat ke-7 dari surat tersebut menyatakan:

Surat Al-Anbiya ayat ke-7

 Surat Al-Anbiya merupakan surat ke-21 dalam Al-Qur'an dan ayat ke-7 dari surat tersebut menyatakan:


"Dan Kami tidak mengutus (rasul-rasul) sebelum engkau (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui."


Ayat ini menegaskan bahwa sebelum Nabi Muhammad, Allah SWT telah mengutus beberapa rasul kepada manusia dan mereka semua adalah laki-laki yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT. Wahyu yang diterima oleh para rasul tersebut merupakan sebuah pengajaran dan petunjuk dari Allah SWT yang diberikan kepada mereka agar dapat disampaikan kepada manusia.


Ayat ini juga menunjukkan bahwa Nabi Muhammad bukanlah yang pertama kali diutus oleh Allah SWT. Sebelumnya, ada beberapa rasul lain yang diutus dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menyampaikan ajaran dan petunjuk dari Allah SWT kepada manusia. Oleh karena itu, ayat ini mengajarkan pentingnya untuk mempelajari dan memahami pengajaran yang telah diberikan oleh para rasul sebelum Nabi Muhammad.


Ayat ini juga memberikan nasihat kepada umat Islam untuk selalu mencari pengetahuan dari orang yang berilmu. Mereka yang memiliki pengetahuan yang lebih luas dapat membantu dan memberikan penjelasan tentang ajaran-ajaran dari Allah SWT yang mungkin sulit dipahami atau diinterpretasikan. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki keilmuan harus dihargai dan dijadikan sebagai rujukan dalam mencari pengetahuan.


Selain itu, ayat ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya berdiskusi dan berdialog dengan orang lain. Dalam mencari pengetahuan dan memperdalam pemahaman, seseorang tidak dapat berdiam diri atau bergantung hanya pada dirinya sendiri. Kita harus belajar dari pengalaman dan pengetahuan orang lain, dan berdiskusi dengan mereka untuk memperkaya pemahaman kita tentang ajaran-ajaran dari Allah SWT.


Dalam konteks sejarah Islam, ayat ini juga memberikan petunjuk tentang pentingnya konsultasi dan mendengarkan nasihat orang lain. Sebelum melakukan suatu tindakan atau keputusan, Nabi Muhammad seringkali berkonsultasi dengan para sahabatnya atau orang lain yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, manusia harus selalu mencari nasihat dan pendapat dari orang lain sebelum membuat keputusan.


Dalam ayat ini, kata "a'hlad dzikr" dapat diartikan sebagai orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan tentang agama dan ajaran-ajaran Allah SWT. Mereka adalah para ulama atau orang-orang yang memiliki keahlian dan pengetahuan yang luas tentang agama Islam dan Al-Qur'an. Oleh karena itu, ayat ini mengajarkan pentingnya untuk mencari pengetahuan dari sumber yang sahih dan terpercaya, dan tidak hanya mengandalkan pemahaman pribadi atau opini orang lain yang mungkin tidak benar.